ASAM AMINO

Laporan Praktikum                                   Hari/tanggal  : Selasa/13 Oktober 2009

Biokimia Umum                                        Waktu           : 13.00 – 16.00 WIB

PJP                : Rhamdan Hidayat, M.Si

Asisten          : Dian Apriliana

Heryani

Herdityo Hardioputra

Miranti Nurindah sari

ASAM AMINO

Kelompok 8 :

Nurul Rahayu            G34080068

Suharti R                   G34080090

Fajar Rizalrullah        G34080099

Issanto Putra             G34080103

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Pendahuluan

Protein adalah polimer alami yang terdiri dari beberapa unit asam amino yang mempunyai ikatan amida dan peptida. Di dalam protein terdiri atas asam amino α, asam karboksilat dengan gugus amino pada atom karbon C α. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.(Winarno 2002)

Asam amino dengan protein yang terdapat di alam umumnya merupakan asam amino dengan atom C α  yang mengikat 4 gugus yang berbeda (asimetris). Konfirmasi atom C α asam amino penyusun protein termasuk L, sedangkan bentuk D secara alamiah jarang dijumpai di alam seperti asam amino nonprotein pada senyawa antibiotika yang dihasilkan oleh bakteri tanah. Berdasarkan bisa tidaknya asam amino disintesis oleh tubuh manusia, maka asam amino dibedakan menjadi asam amino esensial dan nonesensial.(Poedjiadi 1994)

Asam amino esensial berjumlah 20 jenis, asam amino esensial bersifat asimetrik kecuali glisin yang bersifat simetrik. Asam amino memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu dapat larut dalam air, dapat membentuk kristal, dan nilai konstanta dielektrik tinggi sehingga memiliki sifat amfoter atau dalam keadaan zwitter ion memiliki muatan positif dan negatif yang seimbang.(Lehninger 1993)

Beberapa uji kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya protein ataupun grup tertentu dalam molekul protein. Uji-uji tersebut meliputi uji Millon, uji xantoproteat, uji asam glikosilik, uji Sakaguchi, uji belerang, uji Ehrlich, uji Sullivan, uji molisch, uji Knoop, uji Lang, uji Folin, dan uji biuret. Beberapa metode kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan protein antara lain metode biuret, metode Kjeldahl metode ninhidrin, dan lainnya.

Gambar Struktur asam amino esensial

(Sumber:http://matcmadison.edu/biotech/resources/protein/labManual/_2.htm).

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui gugus amino yang terkandung pada larutan yang akan diuji. Pada uji milon untuk mengetahui ada tidaknya tirosin, uji hopkins cole untuk mengetahui adanya triptofan, uji ninhidrin untuk menguji adanya gugus karboksil dan gugus asam amino bebas, uji belerang untuk mengetahui adanya sistein, uji xanthoproteat untuk mengetahui ada tidaknya inti benzena dan uji biuret untuk mengetahui adanya gugus amino.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet volumetrik, penangas air, penjepit dan gelas piala.

Bahan yang digunakan adalah pereaksi Milon, Hopkins Cole, Ninhidrin, Belerang, Xanthoproteat, dan Biuret. Larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, fenol 2%, NaOH 10%, NHO3 pekat, CuSO4 0,1%, dan Pb-Asetat.

Metode

Praktikum mengenai asam amino, ada 6 percobaan yaitu uji Milon, uji Hopkins Cole, uji Ninhidrin, uji Belerang, uji Xanthoproteat, dan uji Biuret. Pada uji Milon, pereaksi Milon ditambahkan pada senyawa yang akan di uji seperti larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%. dipanaskan dan diamati. Uji Hopkins Cole, 2 ml bahan yang akan diuji dilarutkan dalam 2 ml pereaksi hopkins cole ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 ml asam pekat secara hati-hati, dibiarkan hingga ter bentuk cincin violet (ungu). Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Pada uji Ninhidrin, ke dalam 3 ml larutan protein ditambahkan 0.5 ml larutan ninhidrin 0.1% kemudian dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%. Uji belerang, 5 ml NaOH 10% ditambahkan pada 2 ml larutan protein, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Pb-Asetat 5%, setelah itu dipanaskan beberapa 5 menit. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Uji Xanthoproteat, 2 ml larutan protein ditambahkan ke dalam 1 ml HNO3 pekat, dicampurkan dan dipanaskan. Kemudian didinginkan dan ditambahkan NaOH pekat sampai larutan menjadi basa dan terjadi perubahan   warna. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%. Uji yang terakhir adalah uji Biuret, 3 ml larutan protein ditambahkan ke dalam 1 ml NaOH 10 % dan dikocok. Setelah itu ditanbahkan 1 tetes larutan CuSO4. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil Pengamatan Uji Milon

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Jingga
Gelatin 2% Bening/Putih
Kasein 2% Putih
Pepton 2% Putih
Fenol 2% Putih

Ket: – : tidak mengandung gugus fenolik (tirosin dan turunannya)

+ : mengandung gugus fenolik

Gambar 1 albumin                                    Gambar 2 Gelatin

Gambar 3 Kasein                                      Gambar 4 Pepton

Gambar 5 Fenol

Tabel 2 Hasil Pengamatan Uji Hopkins Cole

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Cincin Violet
Gelatin 2% Tidak ada cincin
Kasein 2% + Cincin Violet
Pepton 2% + Cincin Violet

Ket: – : tidak mengandung triptofan

+ : mengandung triptofan

Gambar 6 Albumin                                   Gambar 7 Gelatin

Gambar 8 Kasein                                      Gambar 9 Pepton

Tabel 3 Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Warna Ungu Muda
Gelatin 2% + Warna Kuning
Kasein 2% + Warna Ungu Kemerahan
Pepton 2% + Warna Ungu

Ket: – : tidak adanya asam amino

+ : adanya asam amino

Gambar 10 Albumin                                 Gambar 11 Gelatin

Gambar 12 Kasein                                    Gambar 13 Pepton

Tabel 4 Hasil Pengamatan Uji Belerang

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Warna Abu-abu/kehitaman
Gelatin 2% Bening
Kasein 2% Bening
Pepton 2% Bening

Ket: – : tidak mengandung sistein/histidin

+ : mengandung sistein/histidin

Gambar 14 Albumin                                 Gambar 15 Gelatin

Gambar16 Kasein                                     Gambar 17 Pepton

Tabel 5 Hasil Pengamatan Uji Xanthoproteat

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Kuning Tua
Gelatin 2% + Kuning Muda
Kasein 2% + Kuning Muda
Pepton 2% + Kuning Muda
Fenol 2% + Kuning Muda

Ket: – : tidak mengandung cincin benzena

+ : mengandung cincin benzena

Gambar 18 Albumin                                 Ganbar 19 Gelatin

Gambar 20 Kasein                                    Gambar 21 pepton
Gambar 22 Fenol

Tabel 6 Hasil Pengamatan Uji Biuret

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Ungu Tua
Gelatin 2% + Ungu
Kasein 2% Biru
Pepton 2% + Ungu

Ket: – : tidak mengandung ikatan peptida

+ : mengandung ikatan peptida

Gambar 23 Albumin                                 Gambar 24 Gelatin

Gambar 25 Kasein                                    Gambar 25 Pepton

Pembahasan

Pada percobaan kali ini, berbagai bentuk pengujian dilakukan untuk menguji secara spesifik berbagai bentuk asam amino yang ada di beberapa bahan percobaan. Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein.(Winarno 2002)

Pada percobaan kali ini, larutan protein yang digunakan adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994). Albumin ini sendiri termasuk kedalam jenis protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Struktur dari albumin meliputi struktur yang sama dengan protein, yaitu tersusun atas rantai polipeptida yang berasal dari hasil polymerase asam-asam amino (Wikipedia,2009). Berdasarkan sifat fisiknya dan bentuknya, albumin termasuk kedalam protein globural yaitu protein yang tersusun atas asam amino yang bertumpuk rapat sehingga berbentuk bulat padat.

Pada percobaan yang pertama yaitu percobaan menggunakan uji millon. Setelah albumin,gelatin,kasein,pepton dan fenol direaksikan dengan menggunakan millon, didapatkan bahwa reaksi yang positif terhadap pereaksi millon adalah albumin dan kasein. Pereaksi millon digunakan untuk menguji ada atau tidaknya larutan protein mengandung garam merkuri dan tirosin. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Dari hasil percobaan, diketahui bahwa protein albumin dan kasein mengandung Tirosin sebagai salah stu asam amino penyusunnya, sedangkan gelatin dan pepton tidak. Di sini, uji terhadap fenol negatif, walaupun secara teori tidak. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah kesalahan praktikan dalam bekerja atau kualitas alat yang telah menurun.

Pada uji Hopkins Cole dengan bahan yang sama dengan uji sebelumnya, didapatkan reaksi yang positif terhadap senyawa albumin, gelatin, kasein, dan pepton. Uji Hopkins Cole dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa protein mengandung salah satu asam amino triptofan atau tidak. Triptofan akan berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuaat sehingga membentuk cincin berwarna ungu. Hal ini berarti senyawa gelatin,albumin,kasein dan pepton mengandung triptofan dengan ditunjukan oleh adanya cincin berwarna ungu.

Uji yang selanjutnya yaitu uji Ninhidrin. Uji ninhidrin digunakan untuk mengetahui apakah bahan-bahan yang digunakan mengandung  asam amino atau tidak. Uji ini merupakan uji universal untuk asam amino. Setelah dilakukan percobaan dengan bahan yang sama seperti uji sebelumnya, didapatkan senyawa yang positif yaitu senyawa albumin,gelatin,pepton dan fenol. Uji ini akan positif jika ada senyawa-senyawa yang didalamnya mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan asam amino bebas atau α-asam amino. Uji ninhidrin yang positif akan ditandai dengan terbentuknya warna biru. Pada uji ini, hanya kasein yang menunjukan hasil yang negatif. Hal ini disebabkan karena kasein tidak mengandung asam amino bebas atau salah satu gugus karboksil.

Uji belerang dilakukan dengan bahan-bahan yang sama dengan uji sebelumnya,kemudian berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahan-bahan yang positif terhadap uji ini adalah senyawa albumin. uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah didalam bahan-bahan tersebut terdapat asam amino sistein dan metionin atau tidak. Sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung atom S pada molekulnya. Reaksi yang positif ditandai oleh adanya endapan garam PbS berwarna kelabu. Hal ini karena adanya reaksi antara Pb-asetat dengan asam-asam amino tersebut. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS.

Selanjunya, pengujian dengan uji Xanthoproteat menunjukan hasil yang positif terhadap senyawa albumin,gelatin,fenol dan pepton. Uji xanthoproteat digunakan untuk menguji apakah senyawa protein mengandung inti benzena atau tidak didalam molekul-molekul asam aminonya. Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzena. Fenilalanin, Tirosin, dan Triptofan yang mengandung inti benzena pada molekulnya juga mengalami reaksi dengan HNO3 pekat. Untuk perbandingan, dapat ditunjukkan oleh fenol yang bereaksi membentuk nitrobenzena. Hasil uji menunjukkan bahwa dari semua bahan, hanya kasein yang tidak mengandung asam amino yang mempunyai inti benzena pada molekulnya. Tetapi hal ini patut dipertanyakan, karena dari data-data yang diperoleh pada uji millon dan uji Hopkins cole, kasein mengandung tirosin dan triptofan. Salah satu alasan yang mungkin adalah karena kesalahan kerja praktikan dalam mengamati warna yang terbentuk selama reaksi atau dapat juga disebabkan karena kurangnya pengalaman kerja serta kualitas alat dan bahan yang sudah berkurang.

Pada uji yang terakhir, yaitu Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.

Simpulan

Dari hasil percobaan didapat hasil bahwa Albumin menghasilkan reaksi positif pada semua percobaan. Gelatin menghasilkan reaksi positif pada uji ninhidrin, xanthoproteat, dan biuret. Pada uji yang lain gelatin bereaksi negatif. Pada kasein yang menghasilkan reaksi positif pada uji hopkins cole, ninhidrin, dan xanthoproteat. Pada uji milon, belerang, dan biuret menhgasilkan reaksi negatif. Pepton menghasilkan reaksi positif pada uji hopkins cole, ninhidrin, xanthoproteat, dan biuret. Pada uji yang lain pepton bereaksi negatif. Fenol hanya dilakukan pada uji milon dan xanthoproteat. Kedua-dua uji tersebut menghasilkan reaksi yang positif. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa pereaksi-pereaksi tersebut ada yang mengandung gugus fenolik, triptofan, sistein atau histidin, cincin benzena dan ikatan peptida. 

Daftar Pustaka

[Anonim]. 2009. Http//wikipedia.co.id/jenis-jenis asam amino.[17 Oktober 2009]

Lehninger L A. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari School of Medicine.

Poedjiadi Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Pers.

Winarno F G. 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

ASAM AMINO

Laporan Praktikum                                   Hari/tanggal  : Selasa/13 Oktober 2009

Biokimia Umum                                        Waktu           : 13.00 – 16.00 WIB

PJP                : Rhamdan Hidayat, M.Si

Asisten          : Dian Apriliana

Heryani

Herdityo Hardioputra

Miranti Nurindah sari

ASAM AMINO

Kelompok 8 :

Nurul Rahayu            G34080068

Suharti R                   G34080090

Fajar Rizalrullah        G34080099

Issanto Putra             G34080103

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Pendahuluan

Protein adalah polimer alami yang terdiri dari beberapa unit asam amino yang mempunyai ikatan amida dan peptida. Di dalam protein terdiri atas asam amino α, asam karboksilat dengan gugus amino pada atom karbon C α. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.(Winarno 2002)

Asam amino dengan protein yang terdapat di alam umumnya merupakan asam amino dengan atom C α  yang mengikat 4 gugus yang berbeda (asimetris). Konfirmasi atom C α asam amino penyusun protein termasuk L, sedangkan bentuk D secara alamiah jarang dijumpai di alam seperti asam amino nonprotein pada senyawa antibiotika yang dihasilkan oleh bakteri tanah. Berdasarkan bisa tidaknya asam amino disintesis oleh tubuh manusia, maka asam amino dibedakan menjadi asam amino esensial dan nonesensial.(Poedjiadi 1994)

Asam amino esensial berjumlah 20 jenis, asam amino esensial bersifat asimetrik kecuali glisin yang bersifat simetrik. Asam amino memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu dapat larut dalam air, dapat membentuk kristal, dan nilai konstanta dielektrik tinggi sehingga memiliki sifat amfoter atau dalam keadaan zwitter ion memiliki muatan positif dan negatif yang seimbang.(Lehninger 1993)

Beberapa uji kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya protein ataupun grup tertentu dalam molekul protein. Uji-uji tersebut meliputi uji Millon, uji xantoproteat, uji asam glikosilik, uji Sakaguchi, uji belerang, uji Ehrlich, uji Sullivan, uji molisch, uji Knoop, uji Lang, uji Folin, dan uji biuret. Beberapa metode kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan protein antara lain metode biuret, metode Kjeldahl metode ninhidrin, dan lainnya.

Gambar Struktur asam amino esensial

(Sumber:http://matcmadison.edu/biotech/resources/protein/labManual/_2.htm).

Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui gugus amino yang terkandung pada larutan yang akan diuji. Pada uji milon untuk mengetahui ada tidaknya tirosin, uji hopkins cole untuk mengetahui adanya triptofan, uji ninhidrin untuk menguji adanya gugus karboksil dan gugus asam amino bebas, uji belerang untuk mengetahui adanya sistein, uji xanthoproteat untuk mengetahui ada tidaknya inti benzena dan uji biuret untuk mengetahui adanya gugus amino.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet volumetrik, penangas air, penjepit dan gelas piala.

Bahan yang digunakan adalah pereaksi Milon, Hopkins Cole, Ninhidrin, Belerang, Xanthoproteat, dan Biuret. Larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, fenol 2%, NaOH 10%, NHO3 pekat, CuSO4 0,1%, dan Pb-Asetat.

Metode

Praktikum mengenai asam amino, ada 6 percobaan yaitu uji Milon, uji Hopkins Cole, uji Ninhidrin, uji Belerang, uji Xanthoproteat, dan uji Biuret. Pada uji Milon, pereaksi Milon ditambahkan pada senyawa yang akan di uji seperti larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%. dipanaskan dan diamati. Uji Hopkins Cole, 2 ml bahan yang akan diuji dilarutkan dalam 2 ml pereaksi hopkins cole ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 ml asam pekat secara hati-hati, dibiarkan hingga ter bentuk cincin violet (ungu). Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Pada uji Ninhidrin, ke dalam 3 ml larutan protein ditambahkan 0.5 ml larutan ninhidrin 0.1% kemudian dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%. Uji belerang, 5 ml NaOH 10% ditambahkan pada 2 ml larutan protein, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Pb-Asetat 5%, setelah itu dipanaskan beberapa 5 menit. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Uji Xanthoproteat, 2 ml larutan protein ditambahkan ke dalam 1 ml HNO3 pekat, dicampurkan dan dipanaskan. Kemudian didinginkan dan ditambahkan NaOH pekat sampai larutan menjadi basa dan terjadi perubahan   warna. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%. Uji yang terakhir adalah uji Biuret, 3 ml larutan protein ditambahkan ke dalam 1 ml NaOH 10 % dan dikocok. Setelah itu ditanbahkan 1 tetes larutan CuSO4. Uji ini dilakukan pada larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil Pengamatan Uji Milon

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Jingga
Gelatin 2% Bening/Putih
Kasein 2% Putih
Pepton 2% Putih
Fenol 2% Putih

Ket: – : tidak mengandung gugus fenolik (tirosin dan turunannya)

+ : mengandung gugus fenolik

Gambar 1 albumin                                    Gambar 2 Gelatin

Gambar 3 Kasein                                      Gambar 4 Pepton

Gambar 5 Fenol

Tabel 2 Hasil Pengamatan Uji Hopkins Cole

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Cincin Violet
Gelatin 2% Tidak ada cincin
Kasein 2% + Cincin Violet
Pepton 2% + Cincin Violet

Ket: – : tidak mengandung triptofan

+ : mengandung triptofan

Gambar 6 Albumin                                   Gambar 7 Gelatin

Gambar 8 Kasein                                      Gambar 9 Pepton

Tabel 3 Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Warna Ungu Muda
Gelatin 2% + Warna Kuning
Kasein 2% + Warna Ungu Kemerahan
Pepton 2% + Warna Ungu

Ket: – : tidak adanya asam amino

+ : adanya asam amino

Gambar 10 Albumin                                 Gambar 11 Gelatin

Gambar 12 Kasein                                    Gambar 13 Pepton

Tabel 4 Hasil Pengamatan Uji Belerang

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Warna Abu-abu/kehitaman
Gelatin 2% Bening
Kasein 2% Bening
Pepton 2% Bening

Ket: – : tidak mengandung sistein/histidin

+ : mengandung sistein/histidin

Gambar 14 Albumin                                 Gambar 15 Gelatin

Gambar16 Kasein                                     Gambar 17 Pepton

Tabel 5 Hasil Pengamatan Uji Xanthoproteat

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Kuning Tua
Gelatin 2% + Kuning Muda
Kasein 2% + Kuning Muda
Pepton 2% + Kuning Muda
Fenol 2% + Kuning Muda

Ket: – : tidak mengandung cincin benzena

+ : mengandung cincin benzena

Gambar 18 Albumin                                 Ganbar 19 Gelatin

Gambar 20 Kasein                                    Gambar 21 pepton
Gambar 22 Fenol

Tabel 6 Hasil Pengamatan Uji Biuret

Larutan Hasil Pengamatan
Albumin 2% + Ungu Tua
Gelatin 2% + Ungu
Kasein 2% Biru
Pepton 2% + Ungu

Ket: – : tidak mengandung ikatan peptida

+ : mengandung ikatan peptida

Gambar 23 Albumin                                 Gambar 24 Gelatin

Gambar 25 Kasein                                    Gambar 25 Pepton

Pembahasan

Pada percobaan kali ini, berbagai bentuk pengujian dilakukan untuk menguji secara spesifik berbagai bentuk asam amino yang ada di beberapa bahan percobaan. Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein.(Winarno 2002)

Pada percobaan kali ini, larutan protein yang digunakan adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994). Albumin ini sendiri termasuk kedalam jenis protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Struktur dari albumin meliputi struktur yang sama dengan protein, yaitu tersusun atas rantai polipeptida yang berasal dari hasil polymerase asam-asam amino (Wikipedia,2009). Berdasarkan sifat fisiknya dan bentuknya, albumin termasuk kedalam protein globural yaitu protein yang tersusun atas asam amino yang bertumpuk rapat sehingga berbentuk bulat padat.

Pada percobaan yang pertama yaitu percobaan menggunakan uji millon. Setelah albumin,gelatin,kasein,pepton dan fenol direaksikan dengan menggunakan millon, didapatkan bahwa reaksi yang positif terhadap pereaksi millon adalah albumin dan kasein. Pereaksi millon digunakan untuk menguji ada atau tidaknya larutan protein mengandung garam merkuri dan tirosin. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Dari hasil percobaan, diketahui bahwa protein albumin dan kasein mengandung Tirosin sebagai salah stu asam amino penyusunnya, sedangkan gelatin dan pepton tidak. Di sini, uji terhadap fenol negatif, walaupun secara teori tidak. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah kesalahan praktikan dalam bekerja atau kualitas alat yang telah menurun.

Pada uji Hopkins Cole dengan bahan yang sama dengan uji sebelumnya, didapatkan reaksi yang positif terhadap senyawa albumin, gelatin, kasein, dan pepton. Uji Hopkins Cole dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa protein mengandung salah satu asam amino triptofan atau tidak. Triptofan akan berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuaat sehingga membentuk cincin berwarna ungu. Hal ini berarti senyawa gelatin,albumin,kasein dan pepton mengandung triptofan dengan ditunjukan oleh adanya cincin berwarna ungu.

Uji yang selanjutnya yaitu uji Ninhidrin. Uji ninhidrin digunakan untuk mengetahui apakah bahan-bahan yang digunakan mengandung  asam amino atau tidak. Uji ini merupakan uji universal untuk asam amino. Setelah dilakukan percobaan dengan bahan yang sama seperti uji sebelumnya, didapatkan senyawa yang positif yaitu senyawa albumin,gelatin,pepton dan fenol. Uji ini akan positif jika ada senyawa-senyawa yang didalamnya mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan asam amino bebas atau α-asam amino. Uji ninhidrin yang positif akan ditandai dengan terbentuknya warna biru. Pada uji ini, hanya kasein yang menunjukan hasil yang negatif. Hal ini disebabkan karena kasein tidak mengandung asam amino bebas atau salah satu gugus karboksil.

Uji belerang dilakukan dengan bahan-bahan yang sama dengan uji sebelumnya,kemudian berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahan-bahan yang positif terhadap uji ini adalah senyawa albumin. uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah didalam bahan-bahan tersebut terdapat asam amino sistein dan metionin atau tidak. Sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung atom S pada molekulnya. Reaksi yang positif ditandai oleh adanya endapan garam PbS berwarna kelabu. Hal ini karena adanya reaksi antara Pb-asetat dengan asam-asam amino tersebut. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS.

Selanjunya, pengujian dengan uji Xanthoproteat menunjukan hasil yang positif terhadap senyawa albumin,gelatin,fenol dan pepton. Uji xanthoproteat digunakan untuk menguji apakah senyawa protein mengandung inti benzena atau tidak didalam molekul-molekul asam aminonya. Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzena. Fenilalanin, Tirosin, dan Triptofan yang mengandung inti benzena pada molekulnya juga mengalami reaksi dengan HNO3 pekat. Untuk perbandingan, dapat ditunjukkan oleh fenol yang bereaksi membentuk nitrobenzena. Hasil uji menunjukkan bahwa dari semua bahan, hanya kasein yang tidak mengandung asam amino yang mempunyai inti benzena pada molekulnya. Tetapi hal ini patut dipertanyakan, karena dari data-data yang diperoleh pada uji millon dan uji Hopkins cole, kasein mengandung tirosin dan triptofan. Salah satu alasan yang mungkin adalah karena kesalahan kerja praktikan dalam mengamati warna yang terbentuk selama reaksi atau dapat juga disebabkan karena kurangnya pengalaman kerja serta kualitas alat dan bahan yang sudah berkurang.

Pada uji yang terakhir, yaitu Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.

Simpulan

Dari hasil percobaan didapat hasil bahwa Albumin menghasilkan reaksi positif pada semua percobaan. Gelatin menghasilkan reaksi positif pada uji ninhidrin, xanthoproteat, dan biuret. Pada uji yang lain gelatin bereaksi negatif. Pada kasein yang menghasilkan reaksi positif pada uji hopkins cole, ninhidrin, dan xanthoproteat. Pada uji milon, belerang, dan biuret menhgasilkan reaksi negatif. Pepton menghasilkan reaksi positif pada uji hopkins cole, ninhidrin, xanthoproteat, dan biuret. Pada uji yang lain pepton bereaksi negatif. Fenol hanya dilakukan pada uji milon dan xanthoproteat. Kedua-dua uji tersebut menghasilkan reaksi yang positif. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa pereaksi-pereaksi tersebut ada yang mengandung gugus fenolik, triptofan, sistein atau histidin, cincin benzena dan ikatan peptida. 

Daftar Pustaka

[Anonim]. 2009. Http//wikipedia.co.id/jenis-jenis asam amino.[17 Oktober 2009]

Lehninger L A. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari School of Medicine.

Poedjiadi Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Pers.

Winarno F G. 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: Gramedia.